Seperti contohnya adalah Ezra Walian, pemain timnas U-23. Dalam perubahan WNA menjadi WNI tidak semua tertarik membela timnas. Mereka yang memutuskan menolak, disebabkan sudah ada negara yang dianggapnya memiliki prospek lebih bagus. Pemain yang enggak tersebut tidak jarang malah mengalahkan Indonesia saat bertemu. Bahkan, tak melakukannya tanpa rasa sungkan. Lalu siapa sajakah mereka? Simak ulasannya berikut.
1. Noh Alam Shah legenda Arema berasal dari Timnas Singapura
Along biasa dirinya disebut, nama tersebut merupakan inisial yang sering disebut saat bermain di Indonesia. Kehebatannya sebagai penyerang, tentunya tidak diragukan lagi. Hal ini dibuktikan dengan pernah mendapatkan gelar top skore pada kompetisi AFF. Saat itu Singapura juga di bawanya meraih dua kali gelar juara berturut-turut.
Pada tahun 2004 saat meraih juara pertamanya Noh Alam Shah mengalahkan timnas Indonesia di final. Meski pernah membawa luka untuk negara kita, namun, Along juga membawa kegembiraan dengan membuat tim Arema menjadi juara pada tahun 2012 . Darah Indonesia nya mengalir dari sang bunda yang merupakan orang Indonesia. Melansir laman Indosport, Ibuknya merupakan orang asli Bawean.
2. Mahali bin Jazuli pernah membuat Indonesia menangis
Tangisan para pemain Indonesia pecah tak kala timnas saat itu gagal melangkah ke babak selanjutnya. Piala AFF 2012 menjadi suatu yang terlupakan untuk Bambang Pamungkas dkk, saat itu kita dikalahkan telak oleh Malaysia di hadapan pendukungnya. Luka itu semakin menjadi-jadi karena sebelumnya pada tahun 2010, timnas kita dikalahkan oleh negara tetangga tersebut.
Pada edisi 2012, menjadi waktu yang bersejarah untuk Mahali bin Jazuli, pasalnya pemain berdarah Indonesia mampu menjebol gawang tanah leluhurnya. Jazuli, sendiri berdarah Indonesia dari bapak dan ibu yang merupakan orang Bawean. Keputusannya membela Malaysia disebabkan oleh dari dulu memang pemain ini lahir dan tumbuh di negara tersebut.
3. Taufik Suparno bakat hebat Singapura berdarah Indonesia
Usianya muda, memiliki kemampuan yang hebat saat memegang bola atau melakukan akselerasi. Begitulah gambaran umum dari pria berdarah Indonesia ini. Taufik saat bermain untuk kesebelasan Tampines Rovers yang beberapa lalu dikalahkan Persija Jakarta. Penyerang ini, masih keturunan Indonesia lantaran Ayahnya merupakan orang asli daerah di Jawa.
Keputusan membela Singapura lantaran dirinya mengaku tidak mengetahui Indonesia. Melansir pada laman Indosport, mengaku tidak tahu apapun tentang negara ayahnya. Hal ini terjadi, karena keluarganya hampir semua sudah berpindah di Singapura. Di usianya masih belia kehebatan Taufik nantinya dapat menjadi ancaman untuk pemain bertahan Indonesia apabila bertemu.
4. Masimo Luongo pemain bintang timnas Australia
Dalam belantika sepak bola tanah air, nama Luongo mungkin jarang terdengar. Namun, pemain timnas Australia berdarah Indonesia ini memiliki segudang prestasi. Melansir pada laman Fandom tercatat Luongo merupakan pemain terbaik, Asia 2015 dan pernah membawa timnasnya juara pada ajang internasional. Kegemilangannya membuat klub Inggris kepincut meminangnya.
Saat ini dirinya bermain di kesebelasan QPR, Luogono juga pernah bermain di Tottenham pada tahun 2012. Darah Indonesia menurun dari sang ibu merupakan orang asli Nusa Tenggara Barat. Usut punya usut, Ira Luongo masih keturunan dari Sultan Bima Dompu di pulau Sumbawa. Banyak pertandingan antara Indonesia melawan Australia yang berhujung kekalahan timnas.
5. Andri Syahputra keturunan Indonesia yang memilih Qatar
Darah Indonesia jelas mengalir deras pada tumbuh Andri Syahputra. Pasalnya, pemain timnas Qatar memang asli WNI sebelum bergabung dengan negara Asia Timur itu. Kari bagusnya saat berlatih di negara tersebut membuatnya dimanti untuk membela Qatar U-19. Hal tersebut sampai membuatnya menolak panggilan timnas Indonesia U-19.
Dalam cerita ini memang kita harus tetap menghargai pilihannya. Meski terlihat tidak nasionalis, namun dirinya harus tetap dipandang dengan sisi positif. Kemampuan Andri merebut simpati negara Qatar semakin memperjelas kalau bakat sepak bola negara kita hebat. Saat ini penyerang belia bermain di klub AL-Gharafa Sports Club bersama legenda timnas Belanda.
Pemilihan negara pemain tersebut, tentunya tidak boleh disalahkan. Sebab dalam urusan tersebut memang seorang pemain bebas untuk menentukan. Bahkan ketika nantinya mengalahkan Indonesia pada multi-Event bukan sebuah kekiliruan.
Memang di dalam lapangan hanya tim yang dibela adalah teman mereka lainnya adalah musuh. Sebagai pencinta sepak bola yang budiman kemampuan hebat mereka digunakan negara lain bukanlah untuk disesali, karena melihat hebatnya pemain timnas saat ini tidak kalah kalah dengan mereka.
sumber